Sabtu, 30 November 2019

HEMATOLOGI (KIMIA MEDISINAL)


HEMATOLOGI

A. Pengertian 
Hematologi merupakan suatu bidang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang darah serta gangguan yang dapat terjadi pada darah. Beberapa penyakit yang diatasi oleh bidang kedokteran hematologi termasuk anemia, gangguan pembekuan darah, penyakit infeksi, hemofilia dan leukemia (Handayani dan Andi, 2008).
Sistem hematologi merupakan suatu medium transport dari tubuh, volume darah menusia sekitar 7%-20% dari berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Sistem hematologi tersusun atas darah serta tempat diproduksinya darah, termasuk sumsum tulang belakang dan nodus limpa. Darah merupakan organ khusus yang berbeda organ lain karena berbentuk cairan. Keadaan jumlah darah tidaklah sama pada setiap orang tergantung dari usia, pekerjaan, serta keadaan jantung ataupun pembuluh darah (Handayani dan Andi, 2008).

Menurut Handayani dan Andi (2008) Darah terdiri dari 2 komponen utama, yaitu :
1. Plasma darah : Bagian dari darah yang cair dan sebagian besar terdiri dari air,            elektrolik, serta protein darah.
2. Butir-butir darah (blood corpuscles) yang terdiri dari komponen-kompenen berikut ini :
  • Eritrosit    : sel darah merah
  • Leukosit   : sel darah putih
  • Trombosit : butir pembeku darah-platelet
    Pada saat terjadi luka darah keluar dari dalam tubuh dan membuat platelet mengeluarkan enzim trombokinase (tromboplastin). trombokinase bertindak ke atas enzim yang tidak aktif protorombin untuk membentuk enzim aktif trombin. mekanisme ini memerlukan Kalsium dan Vitamin K. Selanjutnya Trombin akan mengeluarkan fibrinogen dan merubahnya menjadi benang-benang fibrin yang kemudian akan menutup luka. Untuk mencegah terjadinya proses pembekuan darah maka diperlukannya obat antikoagulan yang biasa disebut dengan pengencer darah.
 Menurut Sovia dan Euis (2012), Ada beberapa contoh obat antikoagulan yaitu sebagai berikut :
1. Heparin 
    Mekanisme kerjanya yaitu dengan menghambat aktivasi faktor pembekuan darah (IIa, IXa, XIa, XIIa, XIIIa). Absorpsi pero oral nya buruk sehingga hanya diberikan secara parenteral
Heparin.svg  
        Gambar 1 : Struktur Kimia Heparin 

2. Warfarin
      Menghambat karboksilasi dari beberapa residu glutamat yang berperan dalam interkonversi vitamin K dalam hati sehingga menurunkan faktor-faktor pembekuan yang memerlukan vitamin K sebagai kofaktor yaitu faktor VII, IX, dan X dan antikoagulan endogen protein C dan S.

Gambar 2 : Struktur Kimia Warfarin

Dalam hematologi kita dapat mengetahui penyakit yang menyerang tubuh kita hal ini ditandai dengan adanya gangguan pada darah. Selain itu kita juga dapat mengetahui efek samping (toksisitas obat) dalam darah. dan berbagai gangguan lainnya yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi. Untuk itu maka diperlukannya terapi yang bisa menjadi alternatif dalam proses penyembuhan. 

Menurut Handayani dan Andi (2008), Gangguan pada darah dapat mempengaruhi fungsi dari ketiga komponen utama darah yaitu :
a. Eritrosit (sel darah merah)
   Gangguan yang sering terjadi pada sel darah merah yaitu anemia. Anemia merupakan suatu kondisi di mana kadar atau jumlah sel darah merah rendah di dalam tubuh.
b. Leukosit (sel darah putih)
   Gangguan yang sering memeprngaruhi leukosit yaitu adanya infeksi virus dan bakteri yang menyerang sistem imun atau leukosit, dan yang lebih parah lagi yaitu leukimia atau kanker darah.
c. Trombosit 
   Trombosit berfungsi dalam membantu proses pembekuan darah. Jika kadar trombositnya tinggi maka disebut dengan trombositosis sedangkan jika kadar trombositnya rendah maka di namakan dengan trombositopenia.

B. Penyakit pada gangguan Sistem Hematologi
Gangguan hematologi dapat berupa ketidaknormalan pada sel darah perifer seperti anemia dan trombositopenia. Gangguan hematologi dapat mempengaruhi mortalitas dan morbiditas pasien Leukemia Limfositit Akut (LLA) adalah keganasan sel yang terjadi akibat proliferasi sel limfoid yang diblokir pada tahap awal deferensiasinya. Gangguan hematologi dapat terjadi karena terganggunya proses hematopoietik dari sel induk darah, yang dapat disebabkan oleh leukemia itu sendiri dan/atau kemoterapi yang digunakan. Pada LLA, gangguan hematologi dapat terjadi akibat dari infiltrasi sel leukemik ke sumsum tulang akibat LLA dan/atau kemoterapi (Pertiwi et al., 2013). 
Gangguan hematologi pada pasien leukemia dapat disebabkan oleh penyakitnya. Pada pasien dengan LLA, proses infiltrasi di sumsum tulang mengakibatkan sumsum tulang dipenuhi oleh sel leukemik sehingga terjadi penurunan jumlah megakariosit yang berakibat menurunnya produksi trombosit dan eritrosit. proliferasi, diferensiasi, dan apoptosis berada di bawah kontrol genetik, dan leukemia dapat terjadi ketika keseimbangan antara proses tersebut berubah. Hal umum yang dapat terjadi dari ketidakseimbangan proses tersebut adalah kegagalan sumsum tulang yang disebabkan akumulasi sel leukemik. Terjadinya kegagalan sumsum tulang mengakibatkan antara lain anemia (dengan gejala klinis misalnya: pucat, letargi, dan dispnea) dan trombositopenia (genjala klinis yang dapat terjadi antara lain: memar spontan, purpura, gusi berdarah) (Pertiwi et al., 2013).

C. Terapi pada Hematologi Pada Leukimia
Beberapa neoplasma dapat dikontrol dengan baik oleh hormon seks, seperti hormon androgen, progestin dan estrogen, serta hormon adrenokortikosteroid. Biasanya untuk pengobatan tambahan sesudah pembedahan, dikombinasi dengan obat antikanker lainya. Dalam dunia klinik digunakan untuk pengobatan dari penyebaran neoplasma, hormon androgen untuk kersinoma payudara, estrogen untuk karsinoma payudara dan prostat, dan adrenokortikoid untuk leukemia akut, terutama pada anak-anak (Siswando, 2016).

Menurut Siswando (2016), ada beberapa contoh hormon dan antihormon yang digunakan sebagai antikanker yaitu :
1. Hormon androgen : testosteron propionat, 2α-metiltestosteron, testolakton, dromostanolon, propionat, dan fluoksimesteron.
2. Hormon estrogen : dietilbestrol, klortriasin dan etinilestradiol.
3. Hormon progestin : hidrosiprogesteron kaproat, medroksiprogesteron asetat dan megestrol asetat.
4. Glukokortikoid : prednison, kortison dan deksametason.
5. Antiestrogen : tamoksifen sitrat.
6. Antiandrogen : flutamid dan bikalutamid.
7. Anti aromatase : Anastrozol dan letrozol.

D. Aktivitas Obat dengan Struktur 
      Contoh obat dari antiandrogen, yaitu sebagai berikut :
    1. Flutamid 
Flutamid merupakan antiandrogen yang kuat, dan dapat menghambat pengikatan androgen di dalam jaringan sasaran. Flutamid digunakan terutama untuk mengontrol kanker prostat yang lebih lanjut (Siswando, 2016).

Flutamide.svg
Gambar 3 : Struktur Kimia Flutamid

2. Bikalutamid 
Bikalutamid merupakan antiandrogen bukan steroid, pengikatan yang terjadi antara reseptor androgen berlangsung tanpa adanya aktivasi ekspresi gen, sehingga dapat menghambat rangsangan androgen. Senyawa ini mempunyai satu atom C asimetris sehingga merupakan campuran rasemat (Siswando, 2016).

Niepodpisana grafika związku chemicznego; prawdopodobnie struktura chemiczna bądź trójwymiarowy model cząsteczki
Gambar 4 : Struktur Kimia Bikalutamid

Contoh obat dari anti aromatase :
1. Letrozol 
              Mekanisme kerja dan kegunaan sama dengan anastrozol yang dapat menurunkan kdar estrogen 75-90%, dengan suspensi maksimum dicapai setelah 2 sampai 3 hari pemberian. Waktu paruh eliminasinya 2 hari, dosis oral 2,5 mg 1 dd (Siswando, 2016).
Letrozole.svg
Gambar 5 : Struktur Kimia Letrozol

2. Anastrozol
                      Adalah senyawa bukan steroid penghambat aromatase. Aromatase adalah kompleks enzim sitokrom P450 yang mengkatalisis pengubahan androstenedion menjadi estron dan testosteron menjadi estradiol. Hambatan enzim aromatase secara spesifik akan memblok biosintesis estrogen sehingga terjadi penurunan kadar estrogen (Siswando, 2016).
Struktur von Anastrozol
Gambar 6 : Struktur Kimia Anastrozol


DAFTAR PUSTAKA
Handayani, W dan A. S. Haribowo. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Hematologi, Salemba Medika, Jakarta.
Pertiwi. N. M. I., R. Niruri dan K. Ariawati. 2013. Gangguan Hematologi Akibat Terapi Pada Anak Dengan Leukemia Limfositik Akut Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Jurnal Farmasi Udayana. 1(1).
Siswando, S. 2016. Kimia Medisinal 2 Edisi 2, Airlangga University Press, Surabaya
Sovia, E dan E. R. Yuslianti. 2012. Farmakologi Kedokteran Gigi Praktis, Deepublish, Yogyakarta.

Permasalahan :
1. Bagaimana hubungan antara aktivitas obat antikanker dengan struktur 
2. Bagaimana mekanisme kerja dari obat antikanker  berdasarkan golongan obat
3. Bagaimana efek samping dari pengobatan kanker dengan kemoterapi 



        

        

21 komentar:

  1. Hai nada, saya akan menjawab permasalahan no 3. Kemoterapi adalah salah satu penanganan penyakit kanker melalui obat. Baik obat minum maupun obat yg melalui infus. Obat kemoterapi ini bekerja dengan mematikan sel sel kanker yg tumbuh didalam tubuh atau memperlambat perkembangan sel kanker. Tetapi kemoterpai ini memiliki banyak efek samping seperti rambut menjadi rontok, pucat dan nafas jadi memendek, mulut terasa asam, tubuh lemas selama dan setelah terapi dan nafsu makan menurun, jika kekebalan tubuh seseorang lemah bahkan bisa menyebabkan kematian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai ririn terima kasih atas bantuannya, tetapi saya akan mencoba menambahkan. Kemoterapi adalah proses memasukkan obat melalui pembuluh darah ke dalam tubuh, melalui darah mengalir ke ke seluruh tubuh, metode ini membuat tingkat konsentrasi obat pada pusat tumor dan jaringan lainnya sama. Dengan demikian, kemoterapi dapat merusak berbagai organ tubuh, dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti leukosit dan trombosit menurun, BAK berdarah, penurunan sel imun tubuh, mundah infeksi, selain itu sebagian besar pasien mengalami rambut rontok, mual, pusing, sakit kepala dan penurunan gairah hidup, serta dpat menurunkan daya kerja otak dan sebagainya.

      Hapus
  2. assaalamu'laikum nada, tulisan nada bagus, nurul mencoba menjawab ya. Untuk no. hubungan antikanker dengan struktur. Sangat erat sekali dalam obat-obat sintetik. Hal ini, banyak penelitian bukan mencari ranah kimia bahan alam sebagai antikanker, nmun perombakan obat yang sudah ada dengan ditambaha atau dikurang atau dimodifikasi agar memberika efektivitas

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam kak nurul, trima kasih telah membantu hubungan struktur aktivitas obat ini berkaitan dengan struktur dari suatu senyawa aktif obat dengan efek yang ditimbulkannya. Struktur senyawa aktif obat ini akan berikatan dengan reseptor target yang berkaitan dengan efek farmakologis yang akan ditimbulkan. Misalnya senyawa antikanker, dari suatu penelitian seperti salah satu senyawa yang berkhasiat sebagai antikanker yaitu kurkumin dari kunyit (Curucuma longa L.). Senyawa kurukumin berperan dalam menghambat profilerasi sel kanker secara in vitro

      Hapus
  3. Hai nada, saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3.
    Jadi efek samping dari pengobatan kanker dengan kemoterapi diantaranya adalah pasien akan mengalami rambut rontok, baik pads rambut kepala dan alis. Hal tersebut disebabkan oleh karena kerja dari obat-obat kemoterapi adalah selain mematikan sel abnormal (sel kanker) ia juga menyerang atau mematikan selcsel yang lain, seperti sel pertumbuhan Rambut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai lismi, terima kasih atas jwabannya, saya akan mencoba menjawab.
      nah sebelumnya efek samping kemoterapi dapat terjadi karena adanya pertumbuhan sel-sel kanker yang tergolong cepat, sehingga obat-obatan kemoterapi juga harus bekerja ekstra untuk membunuh perkembangan sel kanker. Namun, karena obat-obatan ini menyebar ke seluruh bagian tubuh, maka bisa dengan mudah memengaruhi organ dan sel-sel lainnya yang masih normal dan sehat.
      Itu sebabnya, organ dan sel-sel lain yang terserang dampak kemoterapi secara berangsur-angsur akan melemah dan rusak hingga akhirnya menimbulkan efek samping. Beberapa sel normal yang bisa rusak akibat kemoterapi seperti sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang belakang, folikel rambut, dan sel yang ada di area mulut, saluran pencernaan, dan sistem reproduksi.Sementara di organ, efek obat-obat kemoterapi bisa memengaruhi sel-sel di jantung, ginjal, kandung kemih, paru-paru, dan sistem saraf.

      Hapus
  4. Halo nada, disini saya akan coba menjawab pertanyaan no 1 yaitu, Hubungan antara struktur dan aktivitas yaitu ;
    Rantai lurus terdiri dari tiga atom C yang mengikat dasar cincin nitrogen dan atom Y (N, C atau O) dan merupakan bagian dari salah satu gugus-gugus berikut, yaitu benzoil, 2-fenotiazin atau sistem trisiklis-tioksanten, rantai samping fenoksipropil, 2-fenilpenten-2 atau cincin sikloheksan

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai anis, trima kasih atas jawabannya tatetapi saya akan menambahkan hubungan antara struktur dengan aktivitasnya yaitu cincin heterosiklik dengan jumlah atom=6 seperti pada piperazin atau piperidin, yang tersubstitusi pada posisi 1 dan 4. Substituen terbaik pada posisi 4 cincin heterosiklik adalsh gugus-gugus fenil, anilin, metil atau hidroksietil.

      Hapus
  5. Hallo nada. Kali ini yesi alan menanggapi soal no 3 Efek samping kemoterapi bervariasi tergantung regimen kemoterapi yang diberikan.
    Berdasarkan National Cancer Institute, efek samping yang dapat terjadi akibat kemoterapi
    berbasis antrasiklin (adriamisin/doksorubisin) dikelompokkan menjadi mual, muntah,
    diare, stomatitis, alopesia, rentan terinfeksi, trombositopenia, neuropati, dan myalgia.
    Salah satu efek samping yang sering ditemukan akibat kemoterapi adalah alopesia.
    Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Kiebert et al., didapatkan lebih dari 80%
    wanita yang menjalani kemoterapi mengatakan bahwa alopesia merupakan aspek paling
    traumatik dari kemoterapi yang dijalaninya dan 8% pasien bahkan berhenti dari
    kemoterapi karena ketakutannya akan mengalami alopesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. haii yesi, terima kasih telah memberikan informasi baru,saya akan menambahkan sedikit kemoterapi berbasis antrasiklik dari suatu penelitian di ketahui bahwa kemoterapi antrasiklin memiliki Efek samping yang paling banyak dialami pasien yaitu alopesia yang dialami oleh 48 pasien. Dari 48 pasien tersebut, 12 (25%) pasien mulai mengalami kerontokan rambut pada rentang waktu ≥2 minggu dan 22 (45,8%) pasien mulai mengalami kerontokan rambut pada rentang waktu ≥3 minggu. Alopesia terjadi karena obat-obat kemoterapi menekan proses mitosis matriks rambut. Akibatnya, pertumbuhan rambut terganggu dan menghasilkan rambut yang tipis, rapuh dan mudah putus. Proses ini mulai terjadi 2 sampai 3 minggu setelah kemoterapi diberikan.

      Hapus
  6. saya akan menambahkan jawaban no 3. mengingat kemoterapi merupakan salah satu terapi yang memiliki resiko dan efek samping yang besar maka beberapa efek samping selain itu ialah :
    1. Lemahnya memori dan konsentrasi
    Beberapa orang mengalami lemahnya memori dan konsentrasi jangka pendek. Anda akan menemukan bahwa rutinitas harian Anda akan memakan waktu yang lebih untuk diselesaikan. Namun, gejala ini akan hilang setelah pengobatan selesai.
    2. Kesuburan
    Beberapa orang mungkin akan kehilangan gairah seksual. Hal ini sementara saja, setelah pengobatan selesai, akan kembali seperti biasa. Kemoterapi juga bisa membuat baik laki-laki maupun perempuan mengalami masalah reproduksi berupa infertilitas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai kiky, terima kasih telah membantu, saya akan mencoba melengkapi.. pada kemoterapi dapat menybabkan pasien menjadi lemah dan kehilangan konsentrasi hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti:
      1.Jaringan kanker yang tumbuh berada di bagian sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
      2.Pemberian obat kemoterapi langsung diberikan ke daerah sistem saraf pusat, tidak melalui vena di tangan atau bagian tubuh lain.
      3.Menjalani kemoterapi dan radiasi dalam waktu yang bersamaan.
      4.Pemberian obat kemoterapi yang diberikan melalui suntikan ke sumsum yulang belakang sesaat setelah melakukan radiasi.

      Hapus
  7. Hay nada saya akan mencoba memjwab permasalahan no. 3 menurut saya efek samping dari kemoterapi umumnya mengalami rambut rontok selain itu mudah lelah, mual dan mundah dan masih bnyak lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Nora,terima kasih telah membantu ya tentu saja salah satu efek dari kemoterapi adalah rambut rontok hal ini disebabkan karena kemo menargetkan semua sel yang dapat membelah dengan sangat cepat. Folikel rambut adalah struktur dalam kulit yang berfungsi menumbuhkan rambut. Folikel adalah salah satu sel dengan laju pertumbuhan tercepat dalam tubuh. Dalam keadaan normal, di luar prosedur kemo, folikel rambut akan membelah setiap 23 – 72 jam. Akan tetapi, selagi kemo bekerja untuk menghancurkan sel kanker, prosedur ini juga akan menghancurkan sel-sel rambut. Dalam beberapa minggu setelah memulai kemo, maka akan mengalami kerontokan atau kebotakan rambut.

      Hapus
    2. Efek samping dr kemoterapi biasanya rambut rontok, mual dan muntah

      Hapus
  8. saya akan menambahkan jawaban no 3 : adapun efek samping dari kemoterapi yaitu 1. Perdarahan dan memar
    Kemoterapi juga dapat membuat Anda rentan terhadap perdarahan dan memar, seperti memar pada kulit, mimisan, dan gusi berdarah. Anda perlu memberi tahu dokter Anda, mungkin Anda akan membutuhkan trombosit lebih.
    2. Mucositis
    Pada beberapa kasus, kemoterapi dapat menyebabkan peradangan pada jaringan lapisan lembut di sistem pencernaan dari mulut hingga anus, yang dikenal sebagai mucositis. Seseorang yang mendapat dosis tinggi kemoterapi dapat mengalami hal ini. Mucositis muncul pada 7 hingga 10 hari setelah kemoterapi dilakukan. Anda akan menemukan bisul pada mulut dan dapat membuat Anda merasa sakit ketika makan.

    BalasHapus
  9. Hai nada, saya akan mencoba menjawab permasalahan no 2 : cincin heterosiklik dengan jumlah atom=6 seperti pada piperazin atau piperidin, yang tersubstitusi pada posisi 1 dan 4. Interaksi antara obat dengan reseptor dapat membentuk kompleks obat-
    reseptor yang dapat merangsang timbulnya respons biologis, baik respon agonis
    maupun antagonis. Berdasarkan letaknya reseptor terdiri dari reseptor intraselular
    dan reseptor membran sel. Sedangkan berdasarkan transduksi sinyalnya, reseptor
    dibedakan menjadi 4, antara lain reseptor terhubung kanal ion, reseptor terhubung
    protein G, reseptor yang terkait dengna aktivitas kinase (enzim), dan reseptor
    intraselular.

    BalasHapus
  10. Hai mila,trima kasih jwabannya,tetapi saya akan mencoba melengkapi di mana Terdapat beberapa teori interaksi obat-reseptor, salah satunya teori
    klasik yang dikemukakan oleh Ehrlich (1907), beliau memperkenalkan istilah
    sederhana tentang interaksi obat-reseptor yaitu corpora non agunt nisi fixata atau
    obat tidak dapat menimbulkan efek tanpa mengikat reseptor. Respon biologis
    akan muncul apabila ada interaksi antara struktur tempat (sisi reseptor) dengan
    sturktur molekul asing (obat) yang cocok dan saling melengkapi. Selain itu juga terdapat hubungan antara karsinogenik dengan mutagenik

    BalasHapus
  11. Mil jwab lgi gni : trima kasih nada atas tanggapannya tetapi di sni saya masih kurang paham antara hubungan karsonogenik dengan mutagenik terhadap mekanisme kerja obat

    BalasHapus
  12. Baiklah mila saya akan menjawabnya : Karsinogenesis dan mutagenesis merupakan suatu proses yang saling berhubungan antara satu sama lain. Kanker muncul karena adanya perubahan permanen (mutasi) yang terjadi pada gen, salah satunya yaitu P53 tumor supressor gen, atau adanya ras proto onkogen akibat terpapar zat karsinogen atau zat mutagen. Zat mutagen dapat merusak materi genetik yang terdapat dalam DNA.Ketika terjadi mutasi pada sel gamet, maka perubahan tersebut akan diwariskan kepada keturunannya, yang nantinya akan menimbulkan berbagai permasalahan seperti penyakit genetik, gangguan fertilitas,malformasi, dll. Berdasarkan mekanisme aksinya, zat karsinogen diklasifikasikan sebagai zat karsinogen genotoksik dan non genotoksik. Semua karsinogenik diduga bersifat mutagenik (mengakibatkan kerusakan DNA), tetapi tidak semua mutagenik bersifat karsinogenik

    BalasHapus
  13. Assalamualaikum nada,saya mencoba menjawab permasalahan no. 3.sel darah, sel kulit, serta sel-sel yang ada di dalam perut akan mengalami efek negatif akibat kemoterapi. Berikut adalah efek samping yang bisa terjadi akibat kemoterapi:

    Rambut rontok.
    Nyeri.
    Kehilangan nafsu makan.
    Mual dan muntah.
    Sesak napas dan kelainan detak jantung akibat anemia.Kulit kering dan terasa perih.
    Pendarahan seperti mudah memar, gusi berdarah, dan mimisan.
    Sering terkena infeksi.
    Sulit tidur.
    Gangguan psikologis seperti depresi, stres, dan cemas.
    Gairah seksual menurun dan gangguan kesuburan (infertiltas).
    Rasa lelah dan lemah sepanjang hari.
    Konstipasi atau diare.
    Sariawan.
    Yang penting untuk diketahui, efek samping kemoterapi tersebut akan segera hilang setelah pengobatan selesai.

    BalasHapus